GAME JAGOAN: OUTLAST
Review Outlast: Satu Kata � Mengerikan!
orror adalah sebuah genre yang memiliki basis fansnya sendiri, tidak hanya di industri film tetapi juga industri game. Di masa lampau kesan ini hadir lewat kehadiran beragam karakter dan tokoh antagonis penuh aura mistis nan menyeramkan, atau sekedar makhluk kegelapan yang siap untuk mencabut nyawa Anda begitu saja. Terlepas dari atmosfer intens yang terasa kentara di sepanjang permainan, Anda sebagai gamer selalu memiliki opsi untuk memberikan sedikit perlawanan, dari menggunakan senjata api kelas berat atau sekedar perangkat untuk menjebak musuh dalam kurun waktu tertentu. Dianggap tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan para fans genre horror, industri game hadir dengan sebuah format gameplay baru yang jauh lebih menyeramkan.
Dipopulerkan oleh Amnesia: Dark Decent, genre horror video game menemukan bentuk baru nan mumpuni yang diyakini merupakan format terbaik untuk menyuntikkan sedikit rasa takut dan mungkin saja, mimpi buruk. Berbeda dengan game �survival-horror� yang membekali Anda dengan senjata dan perlengkapan untuk melawan balik, di genre horror sesungguhnya ini, Anda hanya menunggu waktu untuk mati. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup hanyalah dengan berlari dan bersembunyi, ditemani dengan kegelapan dan kesunyian yang seolah tak pernah habis. Atmosfer inilah yang berusaha ditawarkan oleh game action terbaru dari Red Barrels � Outlast.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game horror yang mengerikan? Review ini akan mengupasnya lebih dalam.
Plot
Takdir terburuklah yang akhir mendorong seorang jurnalis � Miles Upshur untuk mengunjungi instalasi rumah sakit jiwa di pengunungan terdalam Colorado ini.
Curiga dengan aksi Murkroff Corporation yang menghidupkan kembali rumah sakit jiwa ini, Upshur berusaha mencari kebenaran motif di balik Mount Massive Asylum.
Namun apa yang ia temukan? Darah, mayat, dan kematian di mana-mana.
Para pasien juga memperlihatkan tingkah laku absurd dan cenderung jauh lebih agresif, tak ubahnya binatang.
Tidak hanya tingkah laku, fisik mereka juga berubah menjadi sesuatu yang belum pernah dilihat Upshur sebelumnya.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam Asylum ini?
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Mount Massive Asylum ini? Apa yang membuat para pasien rumah sakit jiwa ini kian agresif dan brutal? Rahasia seperti apa yang sebenarya disuntikkan Murkoff Corporation di dalamnya? Semua jawaban dari pertanyaan ini tentu bisa Anda dapatkan dengan memainkan Outlast ini.
Run, Upshur, RUN!
Apa yang membuat Anda selalu merasa nyaman ketika memainkan sebuah video game? Jawabanya tentu saja satu � ilusi bahwa Anda memegang kendali permainan secara penuh, terlepas dari seberapa sulit, menyeramkan, atau bahkan tidak masuk akalnya sebuah game. Anda yang mengendalikan, Anda yang menentukan, Anda juga bertanggung jawab penuh terhadap aksi dan konsekuensi yang mungkin terjadi. Lantas apa yang terjadi jika ilusi krusial yang satu ini dicabut begitu saja? Maka ada perasaan cemas dan ketidaknyamanan yang secara konsisten hadir, dimana semua elemen permainan menjadi variabel yang sulit untuk diprediksi, atau lebih parahnya lagi, tidak mungkin untuk ditaklukkan begitu saja. Di area inilah, Outlast memainkan pesonanya.Pena adalah pedang bagi seorang jurnalis, namun sayangnya tidak akan berguna banyak ketika Anda terkurung bersama dengan puluhan orang gila yang tidak lagi memiliki pertimbangan moral, rasa bersalah, dan konsep benar-salah. Kebenaran tampaknya tidak lagi terlalu penting ketika Anda terjebak bersama ancaman yang terobsesi untuk mencabik-cabik tubuh Anda menjadi potongan kecil atau sekedar mendaratkan kepala Anda jauh ke seberang ruangan. Namun entah apa yang merasuki pikiran Upshur, karena yang ia pentingkan saat ini bukanlah belajar bagaimana cara yang tepat untuk menggunakan senjata api untuk bertahan hidup, namun mencari bukti kuat keterlibatan Murkoff Corporation dalam tragedi ini. Oleh karena itu, ia bertahan dengan hanya satu senjata � sebuah camcorder.
Fakta bahwa ia adalah seorang jurnalis yang tidak memiliki kemampuan fisik memesona atau kemampuan menguasai senjata api menjadi pondasi bagaimana Outlast secara konsisten memacu adrenalin Anda. Anda tidak bisa melawan balik ancaman yang hadir. Hanya ada dua opsi yang bisa Anda tempuh untuk menyelamatkan diri: bersembunyi dan berlari sekencang mungkin untuk mencari tempat yang lebih aman. Ancaman biasanya akan datang mengintai secara perlahan, namun tidak jarang pula muncul secara tiba-tiba dan menuntut Anda untuk terlibat dalam sebuah QTE sederhana dan melepaskan diri. Opsi terbaik sejauh ini? Setiap kali Anda mendengar atau melihat pergerakan apapun yang berada di depan mata, menjadi tindakan yang bijaksana untuk mengambil langkah seribu.
Hanya ada dua opsi paling rasional ketika Anda bertemu dengan setiap ancaman di Outlast: lari atau sembunyi.
Shhhhhhhh�
Sebagai seorang jurnalis, camcorder menjadi perpanjangan tangan dan mata Upshur untuk lebih menguasai medan, dan tentu saja meninggikan probabilitas untuk bertahan hidup. Dengan menggunakan klik kanan, Anda bisa masuk ke dalam mode kamera, tidak hanya untuk merekam beberapa peristiwa penting, tetapi juga melakukan zoom in dan out untuk melihat potensi ancaman di depan mata. Alasan terkuat mengapa Anda harus memaksimalkan �senjata� ini? Karena camcorder merupakan satu-satunya mata Anda di dalam kegelapan. Menekan tombol �F� dan mengaktifkan mode infra merah, Anda bisa melihat lebih jelas di daerah tanpa penerangan sama sekali. Sayangnya, mode ini akan menghabiskan baterai Anda yang tentu saja krusial ketika Anda berada dalam situasi yang genting. Oleh karena itu, mengatur penggunaan baterai dan mengumpulkan sumber daya ini menjadi side mission yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Run for your life, Upshur. RUN!
Kamera infra merah memang menjadi mata terbaik Anda untuk melihat ke dalam kegelapan. Sayangnya, ia mengkonsumsi baterai secara signifikan.
Cilukba!
Sayangnya ada beberapa mekanisme yang membuat pengalaman ini sedikit ternodai � fakta bahwa Anda masih bisa bertahan hidup dan lari ketika bersinggungan dengan makhluk-makhluk ini.
Atmosfer yang Luar Biasa
Apa yang membuat Outlast terasa begitu menyeramkan? Kelengkapan elemen yang terhitung berhasil membangun atmosfer yang misterius, menegangkan, dan tentu saja � mengerikan!
Namun dari semua elemen yang ditawarkan Outlast, audio adalah senjata paling utama untuk memunculkan rasa cemas dan takut tersebut. Red Barrels pantas mendapatkan acungan jempol karena kemampuan mereka menghasilkan kualitas audio yang luar biasa menggugah. Hening di saat yang tepat, dan alunan musik khas horror yang perlahan naik ketika Anda berada dalam suasana tegang benar-benar membuat keringat dingin Anda mengucur deras. Lebih parahnya lagi, Anda juga akan mendapatkan ilusi seolah tengah berada di posisi sang karakter utama lewat sinkronisasi detak jantung yang terdengar jelas setiap saat. Nafas dan suara jantung ini seolah memerintah tubuh Anda untuk berada dalam kondisi yang sama.
Ancaman konstan yang terus hadir tanpa bisa dinetralisir sama sekali, dipadukan dengan audio yang begitu �hidup� = mimpi buruk.
Sayangnya, begitu banyak event yang membuat Anda melompat terkejut terkikis di jam-jam akhir permainan.
Walaupun demikian, menikmati Outlast dengan perangkat headset terbaik Anda, di dalam kamar yang gelap dan sunyi akan cukup untuk membuat Anda setidaknya, berteriak puas di beberapa event yang akan membuat Anda panik, atau mungkin membuat Anda terkencing di celana dan meminta izin orang tua untuk tidur bersama di malam yang sama. It�s scary for sure..
Kesimpulan
Outlast berhasil membuktikan diri sebagai salah satu game horror yang mampu menghadirkan ketakutan, kecemasan, dan adrenalin secara konsisten lewat visualisasi, audio, dan mekanik gameplay yang mumpuni. Kualitas yang cukup untuk membuat kami menyalakan lampu, melepaskan headset dan akhirnya memilih menggunakan speaker dengan volume kecil, dan meningkatkan brightness dan contrast maximum di setting dan televisi. Pengecut? Mungkin, tapi juga Anda harus membuktikan diri Anda cukup berani untuk memainkannya di atmosfer yang paling tepat. Mengerikan!
Walaupun demikian ada beberapa catatan menarik yang pantas untuk ditarik dari Outlast ini. Pertama adalah ancaman yang terasa monoton. Terlepas dari beragam bentuk pasien yang Anda temui, mereka mengancam Anda hanya dengan satu cara saja � berlari mengejar dan berusaha menyudutkan Anda. Tidak ada ekstra strategi yang harus Anda tempuh untuk lari dari sumber ketakutan ini. Mencari loker dan kolong tempat tidur masih menjadi opsi terbaik. Fakta bahwa Outlast tidak secara konsisten menyuntikkan elemen jump scare di jam-jam terakhir permainan juga menjadi kelemahan tersendiri.
Namun terlepas dari semua kekurangan tersebut, Outlast berhasil membuktikan diri sebagai salah satu game horror yang mampu menghadirkan ketakutan, kecemasan, dan adrenalin secara konsisten lewat visualisasi, audio, dan mekanik gameplay yang mumpuni. Kualitas yang cukup untuk membuat kami menyalakan lampu, melepaskan headset dan akhirnya memilih menggunakan speaker dengan volume kecil, dan meningkatkan brightness dan contrast maximum di setting dan televisi. Pengecut? Mungkin, tapi juga Anda harus membuktikan diri Anda cukup berani untuk memainkannya di atmosfer yang paling tepat. Mengerikan!
Kelebihan
Horror yang tercermin kuat lewat visualisasi dan desain lingkungan yang ada.
- Visualisasi mumpuni
- Kualitas audio yang luar biasa
- Desain setting yang keren
- Penerapan infra red yang tidak hanya membuat suasana menyeramkan, tetapi sinematik
- Management penggunaan baterai sebagai ekstra tantangan
- Mekanik gameplay tanpa kemampuan melawan balik
- Musik yang akan membuat bulu kuduk Anda merinding
Kekurangan
Sayangnya terlepas dari semua varian musuh yang ada, ancaman terasa monoton. Mereka hadir dengan karakteristik yang sama � mengejar dan membunuh Anda dari jarak dekat. Tidak ada perbedaan strategi yang harus ditempuh untuk menanggulangi hal ini.
- Varian musuh yang monoton, membuat Anda tidak perlu memikirkan strategi apapun, hanya cukup berlari dan bersembunyi
- Tidak cukup event jump-scare di jam-jam akhir permainan
Tidak cocok untuk gamer: pengecut dan benci dengan kegelapan (seperti kami *sigh*)
0 komentar:
Posting Komentar